https://gianyar.times.co.id/
Pendidikan

Pendekar Berdaya, Unisla Gagas Inovasi Karakter dan Sportpreneur di Desa Maor Lamongan

Minggu, 03 Agustus 2025 - 18:33
Pendekar Berdaya, Unisla Gagas Inovasi Karakter dan Sportpreneur di Desa Maor Lamongan Ketua Pelaksana, Nanto Purnomo yang juga Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisla saat seminar Silat Berkarakter, Komunitas Berdaya digelar di Balai Desa Maor, Kecamatan Kembangbahu (FOTO: Unisla for TIMES Indonesia)

TIMES GIANYAR, LAMONGAN – Di tengah riuh modernisasi yang kadang menjauhkan generasi muda dari akar budaya dan jati diri, Universitas Islam Lamongan (UNISLA) menyalakan kembali api semangat di Desa Maor Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan.

Bukan dengan seremoni, tapi lewat gerakan yang menyentuh langsung nadi kehidupan pemuda desa, karakter, tradisi, dan kemandirian ekonomi.

Melalui pendekatan pendidikan karakter Pancasila dan kewirausahaan olahraga, Unisla mengajak pemuda agar tak hanya menjadi pendekar di atas matras, tapi juga pejuang kehidupan yang berdiri tegak di atas nilai.

Komunitas-Berdaya-digelar-2.jpg

Seminar bertema “Silat Berkarakter, Komunitas Berdaya: Pemberdayaan Pemuda PSNU Pagar Nusa melalui Pendekar Pendidikan Karakter Pancasila dan Sport Entrepreneurship” digelar di Balai Desa Maor. 

Sasaran utamanya adalah pemuda-pemudi PSNU Pagar Nusa Ranting Maor - generasi yang selama ini telah mengakar dalam tradisi pencak silat, namun kini diarahkan menatap masa depan dengan bekal kewirausahaan yang menjadi bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat Skim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Tahun Pendanaan 2025.

Komunitas-Berdaya-digelar-3.jpg

“Program ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DITJEN DIKTI), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KEMENDIKTI SAINTEK) Republik Indonesia,” kata Ketua pelaksana kegiatan, Nanto Purnomo, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisla, Minggu (3/8/2025). 

Lebih lanjut Nanto menyebut generasi muda bisa dibentuk menjadi sosok utuh - yang tak hanya gagah secara fisik, tapi juga kuat secara nilai dan mampu membawa perubahan di lingkungannya.

Menurutnya, dalam era yang penuh tantangan ini, UNISLA menyadari bahwa kemajuan bangsa bukan hanya ditentukan oleh kecanggihan teknologi atau sumber daya ekonomi, tetapi yang lebih mendasar adalah kualitas karakter manusia di dalamnya.

"Oleh karena itu, pendidikan karakter Pancasila menjadi pondasi utama dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual,” ucapnya.

Menurut Nanto, dengan tema “Silat Berkarakter, Komunitas Berdaya” menjadi jembatan antara nilai-nilai luhur dan langkah nyata di masyarakat. Para pendekar muda tidak hanya dilatih menangkis serangan di gelanggang, tapi juga diajak mengayunkan langkah sebagai penjaga nilai dan penggerak perubahan sosial.

Dalam kegiatan ini, dikatakan Nanto, pencak silat tak lagi hanya diposisikan sebagai seni bela diri, tetapi juga sebagai jalan masuk menuju kemandirian ekonomi melalui konsep sport entrepreneurship.

Nanto mengajak, para pemuda untuk membangun kegiatan produktif, seperti pelatihan bela diri, penyelenggaraan event olahraga, hingga pengembangan unit usaha komunitas yang berangkat dari potensi lokal dan menjawab kebutuhan zaman.

“Program ini menjadi wujud nyata kontribusi akademisi Unisla dalam mendampingi desa, bukan hanya sebagai pengajar di ruang kelas, tapi juga sebagai pelita di ruang hidup masyarakat,” katanya. 

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Maor, Dewan Khos Pagar Nusa Lamongan, Ketua PAC Pagar Nusa Kembangbahu, Ketua NU Moer, serta para tokoh dan pemuda-pemudi setempat. Antusiasme peserta menunjukkan semangat baru dalam membangun komunitas tangguh - yang tak hanya menjaga tradisi, tapi juga siap menghadapi era baru.

Maka, di tengah derasnya arus zaman, pendekar-pendekar muda ini menjadi perahu yang mengarungi perubahan tanpa kehilangan arah. Mereka tak hanya mewarisi gerakan, tetapi juga memaknai gerakan itu sebagai jalan hidup.

Mereka bukan hanya menjaga warisan, tapi juga menanamkan harapan. Karena bangsa besar, dibangun bukan dari kekuatan senjata, melainkan dari karakter yang tak bisa dibeli dan semangat yang tak bisa dibungkam.

“Melalui sinergi antara pendidikan karakter dan wirausaha berbasis olahraga, kami (Unisla) berharap lahir generasi pendekar muda yang mampu menjaga budaya, membangun bangsa, dan menjadi pelopor perubahan,” tutur Nanto. (*)

Pewarta : Moch Nuril Huda
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Gianyar just now

Welcome to TIMES Gianyar

TIMES Gianyar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.